Danone Specialized Nutrition Indonesia Adakan Webinar “Pentingnya Dukungan Nutrisi Optimal Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan”

Ikuti info terkait: https://bit.ly/3FksFZF

Kehidupan ini secara umum sebaiknya tidak kita anggap sebagai “hal yang sudah dengan sendirinya terjadi”, berlangsung mulus, alami dan otomatis.
Begitupun soal kesehatan, dan itu bahkan sejak bayi di masa prenatal, dan awal kehidupannya begitu dilahirkan.
.

Siapapun akan merasakan beratnya “roaller coaster” emosi memiliki anak, yang sejak bayi didiagnosa atau ditemukan punya gejala Penyakit Jantung Bawaan (PJB).
.
Anak dengan PJB memiliki kelainan pada fungsi maupun struktur jantung. Padahal, jantung dibutuhkan untuk memompa darah supaya mengalir ke seluruh tubuh untuk membawa oksigen dan nutrisi bagi tiap sel tubuh. Meningkatnya pengeluaran energi dan asupan nutrisi yang tidak memadai membuat si Kecil mudah kelelahan, napas pendek, hingga pingsan.
.
Ketidakseimbangan energi jika tidak diatasi dengan tepat dapat menyebabkan terjadinya maltnutrisi dan gagal tumbuh. Untuk itu perlu perhatian ekstra dari orangtua dan orang-orang sekitar agar si Kecil tumbuh sehat dan kualitas hidupnya lebih baik.
.
Nah, kebayang bagaimana orang tua harus menjaga semangat berupaya agar anak atau bayi mereka tersebut tetap bisa bertumbuh kembang dengan normal?
.
Indonesia Heart Association mengungkapkan data  kasus Kelainan Jantung Bawaan (KJB) di Indonesia diperkirakan mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup atau 9:1000 kelahiran hidup setiap tahun.

Maka bertepatan dengan Hari Jantung Sedunia yang jatuh pada tanggal 29 September 2021, Danone Specialized Nutrition Indonesia ( Danone SN indonesia ) memperingatinya dengan Webinar, dengan topik “Pentingnya Dukungan Nutrisi Optimal Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan”
.
Webinar ini menghadirkan Dr. Dokter Spesialis Anak Konsultan Kardiologi dr. Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp.A(K), M.Kes — saat ini berpraktik di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dr. dr. I Gusti Lanang Sidiartha, Sp.A(K) yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Bali.
.
Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin menyampaikan pesan, sesuai dengan tema Hari Jantung Sedunia tahun — “Use Heart to Connect”, pihaknya berharap acara ini bisa menjadi penghubung informasi bagi keluarga dan kerabat agar dapat mengambil peran sebagai bagian dari support system bagi anak dengan KJB dan orangtuanya.

“Kami berkomitmen bahwa anak-anak dalam keadaan kesehatan apapun harus tetap mendapatkan asupan nutrisi yang tepat melalui makanan dan minuman agar tumbuh kembangnya optimal dan kualitas hidupnya lebih baik. Orang tua perlu mengetahui perawatan dan dukungan nutrisi tepat sesuai dengan kondisi kesehatan anak, termasuk pada anak dengan KJB,” tandas Direktur Arif Mujahidin.
.

Peran Penting Orang Tua

Pemaparan tentang PJB oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Kardiologi dr. Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp.A(K).

Dokter Rahmat mengatakan faktor risiko PJB dimulai sejak dari dalam kandungan hingga anak tersebut lahir. Oleh sebab itu setiap orangtua bisa melakukan pencegahan sejak dini dengan melakukan pemeriksaan rutin terhadap buah hatinya.

Perlu disadari bahwa orangtua memiliki peran krusial jika bayi atau anaknya didiagnosa mengalami atau menemukan tanda/ gejala PJB, di antaranya: mudah kelelahan saat beraktivitas merupakan salah satu gejala utama dari PJB. Gejala PJB lainnya, yaitu — napas cepat atau sesak napas, pertumbuhan terhambat atau berat badan sulit naik, perubahan bunyi atau letak jantung, serta kebiruan.

▪︎ Konsultasi
Saat lahir tidak semua anak dengan Kelainan Jantung Bawaan (KJB) menunjukkan gejala. Pemeriksaan saturasi oksigen pada anak baru lahir dapat menjadi pemeriksaan dalam deteksi dini penyakit jantung bawaan. Tindakan yang dilakukan jika ditemukan gejala adalah stabilisasi dan pertolongan pertama untuk memperbaiki keadaan umum.

▪︎ Rutin melakukan elektrokardiogram (EKG) dan ronsen dada
Kontrol rutin dilakukan sesuai anjuran untuk memantau perkembangan penyakit, diagnosis KJB, dan penentuan intervensi. Pada praktiknya, penanganan KJB disesuaikan dengan jenis kelainan dan tingkat keparahannya.Bila dianggap perlu, dokter spesialis akan melakukan echokardiografi dan kateterisasi, juga Melakukan CT-Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

▪︎ Bawa ke fasilitas kesehatan terdekat bila ada tanda dan gejala PJB

▪︎Konsultasikan ke dokter anak atau konsultan kardiologi

▪︎ Asupan nutrisi
Meski telah mendapatkan intervensi, anak dengan KJB masih mengalami tantangan kesehatan karena anak dengan KJB mengalami pertumbuhan terus menerus, memiliki komposisi tubuh yang bervariasi, dan membutuhkan energi yang memadai.

▪︎Memantau tumbuh kembang
Untuk itu, orang tua memiliki peran penting dalam deteksi dini adanya KJB dan mengoptimalkan perawatan dan intervensi bila terindikasi untuk meningkatkan usia harapan hidup dan kualitas hidup anak dengan KJB.

▪︎Memastikan anak diberi vaksinasi rutin

▪︎Memastikan kesehatan gigi dan mulut anak terjaga.

▪︎Rajin membawa anak ke dokter untuk pengobatan tuntas bila ada infeksi, misalnya Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), juga radang telinga.

▪︎Orang tua mengkondisikan agar kegiatan anak sesuai dengan perkembangan kesehatannya.

▪︎Nah ini mencakup semuanya — orang tua agar tidak panik, dan mengikuti saran dokter.

▪︎Orang tua menghadapi keadaan dengan ikhlas, ikhtiar, sabar, dan tawakal.
.


Pemaparan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dr. dr. I Gusti Lanang Sidhiarta Sp.A(K)
Menurut Dr. Lanang, anak dengan KJB memiliki risiko signifikan atas ketidakseimbangan energi. Hal ini berpotensi menyebabkan malnutrisi.
.
Kebutuhan gizi terutama energi dan protein pada pasien KJB lebih besar dari yang direkomendasikan berdasarkan kebutuhan fisiologis, usia dan berat badan. Sementara toleransi volume cairan terbatas karena adanya disfungsi jantung.

“Terapi nutrisi pada anak dengan KJB adalah dengan memastikan kalori dan protein yang cukup untuk memfasilitasi kenaikan berat badan. Bentuk paling umum terapi nutrisi pada anak di atas 1 tahun yang mengalami KJB adalah penggunaan formula tinggi kalori sehingga mengurangi volume cairan yang diberikan,” jelasnya.

Perbaikan gizi anak dengan KJB dapat mencegah/menurunkan angka kesakitan dan kematian, mendukung tumbuh kembang yang optimal, dan memberikan angka keberhasilan operasi koreksi jantung dengan hasil yang lebih baik, serta kualitas fisik dan mental yang optimal di masa depan.
.
Pentingnya Support System dari Komunitas
Perwakilan dari Komunitas Keluarga Kelainan Jantung Bawaan (KKJB) Yuli Lestari berkisah, pada saat lahir, anaknya menyusu terputus-putus, nafas cepat, detak jantung cepat, dan berat badannya sulit naik.

“Dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan, anak saya didiagnosis memiliki kelainan jantung bawaan dan harus menjalani operasi. Menyadari kondisi anak yang memerlukan perhatian ekstra, saya rajin berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung anak dan dokter gizi untuk mengejar tumbuh kembang anak. Salah satu yang ditekankan oleh dokter adalah memastikan kebutuhan nutrisi anak tercukupi,” ungkapnya.

“Gangguan gizi pada anak dengan KJB dapat menyebabkan anak sering sakit karena daya tahan tubuh menurun dan berpengaruh terhadap keberhasilan operasi jantung di kemudian hari. Oleh karena itu, saya giat mengejar status gizi baik anak saya sejak awal mengetahui bahwa anak saya mengalami penyakit jantung bawaan,” sambungnya.

Perwakilan dari Komunitas Little Heart Agustina Kurniari Kusuma menceritakan tentang harapannya agar anak-anak dengan KJB dapat tumbuh sehat dan optimal. Sebagai orang tua, dirinya harus mengoptimalkan tumbuh kembang anak apapun tantangannya.Setelah mengetahui anak memiliki KJB, dirinya bergabung dengan komunitas Little Heart untuk mendapatkan informasi sekaligus support system dari sesama pejuang tumbuh kembang anak dengan KJB.

“Kalau membayangkan harus menghadapi sendiri, saya mungkin akan menyerah dan lebih banyak stress menghadapi kondisi anak yang berbeda dan butuh penanganan khusus. Di komunitas, kami saling menguatkan dan membantu satu sama lain, baik melalui dukungan moril maupun materiil bagi yang mampu. Kami menanamkan semangat kebersamaan untuk selalu mengupayakan yang terbaik untuk jantung hati kami,” tandasnya.

Penutup
Sebenarnya penyebab PJB belum diketahui secara pasti. Namun PJB dapat dicegah bahkan sejak sebelum kehamilan, dan pada masa kehamilan.
.
Untuk itulah kita perlu mengetahui, mewaspadai, dan memahami pentingnya menghindari risiko penyakit PJB ini, sehingga buah hati penderita PJB tetap dapat tumbuh sehat.
.
Webinar sudah usai, namun Ayah dan Bunda atau siapapun yang ingin mengetahui lebih banyak tentang penjelasan kedua dokter ahli tersebut di atas, juga penuturan nara sumber yang membersamai anak-anak dengan PJB, masih bisa melihat video webinar di kanal Youtube @nutrisibangsa berikut ini:

https://bit.ly/3l5RQXD

Leave a comment