Danone Specialized Nutrition Indonesia Adakan Webinar “Pentingnya Dukungan Nutrisi Optimal Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan”

Ikuti info terkait: https://bit.ly/3FksFZF

Kehidupan ini secara umum sebaiknya tidak kita anggap sebagai “hal yang sudah dengan sendirinya terjadi”, berlangsung mulus, alami dan otomatis.
Begitupun soal kesehatan, dan itu bahkan sejak bayi di masa prenatal, dan awal kehidupannya begitu dilahirkan.
.

Siapapun akan merasakan beratnya “roaller coaster” emosi memiliki anak, yang sejak bayi didiagnosa atau ditemukan punya gejala Penyakit Jantung Bawaan (PJB).
.
Anak dengan PJB memiliki kelainan pada fungsi maupun struktur jantung. Padahal, jantung dibutuhkan untuk memompa darah supaya mengalir ke seluruh tubuh untuk membawa oksigen dan nutrisi bagi tiap sel tubuh. Meningkatnya pengeluaran energi dan asupan nutrisi yang tidak memadai membuat si Kecil mudah kelelahan, napas pendek, hingga pingsan.
.
Ketidakseimbangan energi jika tidak diatasi dengan tepat dapat menyebabkan terjadinya maltnutrisi dan gagal tumbuh. Untuk itu perlu perhatian ekstra dari orangtua dan orang-orang sekitar agar si Kecil tumbuh sehat dan kualitas hidupnya lebih baik.
.
Nah, kebayang bagaimana orang tua harus menjaga semangat berupaya agar anak atau bayi mereka tersebut tetap bisa bertumbuh kembang dengan normal?
.
Indonesia Heart Association mengungkapkan data  kasus Kelainan Jantung Bawaan (KJB) di Indonesia diperkirakan mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup atau 9:1000 kelahiran hidup setiap tahun.

Maka bertepatan dengan Hari Jantung Sedunia yang jatuh pada tanggal 29 September 2021, Danone Specialized Nutrition Indonesia ( Danone SN indonesia ) memperingatinya dengan Webinar, dengan topik “Pentingnya Dukungan Nutrisi Optimal Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan”
.
Webinar ini menghadirkan Dr. Dokter Spesialis Anak Konsultan Kardiologi dr. Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp.A(K), M.Kes — saat ini berpraktik di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dr. dr. I Gusti Lanang Sidiartha, Sp.A(K) yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Bali.
.
Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin menyampaikan pesan, sesuai dengan tema Hari Jantung Sedunia tahun — “Use Heart to Connect”, pihaknya berharap acara ini bisa menjadi penghubung informasi bagi keluarga dan kerabat agar dapat mengambil peran sebagai bagian dari support system bagi anak dengan KJB dan orangtuanya.

“Kami berkomitmen bahwa anak-anak dalam keadaan kesehatan apapun harus tetap mendapatkan asupan nutrisi yang tepat melalui makanan dan minuman agar tumbuh kembangnya optimal dan kualitas hidupnya lebih baik. Orang tua perlu mengetahui perawatan dan dukungan nutrisi tepat sesuai dengan kondisi kesehatan anak, termasuk pada anak dengan KJB,” tandas Direktur Arif Mujahidin.
.

Peran Penting Orang Tua

Pemaparan tentang PJB oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Kardiologi dr. Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp.A(K).

Dokter Rahmat mengatakan faktor risiko PJB dimulai sejak dari dalam kandungan hingga anak tersebut lahir. Oleh sebab itu setiap orangtua bisa melakukan pencegahan sejak dini dengan melakukan pemeriksaan rutin terhadap buah hatinya.

Perlu disadari bahwa orangtua memiliki peran krusial jika bayi atau anaknya didiagnosa mengalami atau menemukan tanda/ gejala PJB, di antaranya: mudah kelelahan saat beraktivitas merupakan salah satu gejala utama dari PJB. Gejala PJB lainnya, yaitu — napas cepat atau sesak napas, pertumbuhan terhambat atau berat badan sulit naik, perubahan bunyi atau letak jantung, serta kebiruan.

▪︎ Konsultasi
Saat lahir tidak semua anak dengan Kelainan Jantung Bawaan (KJB) menunjukkan gejala. Pemeriksaan saturasi oksigen pada anak baru lahir dapat menjadi pemeriksaan dalam deteksi dini penyakit jantung bawaan. Tindakan yang dilakukan jika ditemukan gejala adalah stabilisasi dan pertolongan pertama untuk memperbaiki keadaan umum.

▪︎ Rutin melakukan elektrokardiogram (EKG) dan ronsen dada
Kontrol rutin dilakukan sesuai anjuran untuk memantau perkembangan penyakit, diagnosis KJB, dan penentuan intervensi. Pada praktiknya, penanganan KJB disesuaikan dengan jenis kelainan dan tingkat keparahannya.Bila dianggap perlu, dokter spesialis akan melakukan echokardiografi dan kateterisasi, juga Melakukan CT-Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

▪︎ Bawa ke fasilitas kesehatan terdekat bila ada tanda dan gejala PJB

▪︎Konsultasikan ke dokter anak atau konsultan kardiologi

▪︎ Asupan nutrisi
Meski telah mendapatkan intervensi, anak dengan KJB masih mengalami tantangan kesehatan karena anak dengan KJB mengalami pertumbuhan terus menerus, memiliki komposisi tubuh yang bervariasi, dan membutuhkan energi yang memadai.

▪︎Memantau tumbuh kembang
Untuk itu, orang tua memiliki peran penting dalam deteksi dini adanya KJB dan mengoptimalkan perawatan dan intervensi bila terindikasi untuk meningkatkan usia harapan hidup dan kualitas hidup anak dengan KJB.

▪︎Memastikan anak diberi vaksinasi rutin

▪︎Memastikan kesehatan gigi dan mulut anak terjaga.

▪︎Rajin membawa anak ke dokter untuk pengobatan tuntas bila ada infeksi, misalnya Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), juga radang telinga.

▪︎Orang tua mengkondisikan agar kegiatan anak sesuai dengan perkembangan kesehatannya.

▪︎Nah ini mencakup semuanya — orang tua agar tidak panik, dan mengikuti saran dokter.

▪︎Orang tua menghadapi keadaan dengan ikhlas, ikhtiar, sabar, dan tawakal.
.


Pemaparan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dr. dr. I Gusti Lanang Sidhiarta Sp.A(K)
Menurut Dr. Lanang, anak dengan KJB memiliki risiko signifikan atas ketidakseimbangan energi. Hal ini berpotensi menyebabkan malnutrisi.
.
Kebutuhan gizi terutama energi dan protein pada pasien KJB lebih besar dari yang direkomendasikan berdasarkan kebutuhan fisiologis, usia dan berat badan. Sementara toleransi volume cairan terbatas karena adanya disfungsi jantung.

“Terapi nutrisi pada anak dengan KJB adalah dengan memastikan kalori dan protein yang cukup untuk memfasilitasi kenaikan berat badan. Bentuk paling umum terapi nutrisi pada anak di atas 1 tahun yang mengalami KJB adalah penggunaan formula tinggi kalori sehingga mengurangi volume cairan yang diberikan,” jelasnya.

Perbaikan gizi anak dengan KJB dapat mencegah/menurunkan angka kesakitan dan kematian, mendukung tumbuh kembang yang optimal, dan memberikan angka keberhasilan operasi koreksi jantung dengan hasil yang lebih baik, serta kualitas fisik dan mental yang optimal di masa depan.
.
Pentingnya Support System dari Komunitas
Perwakilan dari Komunitas Keluarga Kelainan Jantung Bawaan (KKJB) Yuli Lestari berkisah, pada saat lahir, anaknya menyusu terputus-putus, nafas cepat, detak jantung cepat, dan berat badannya sulit naik.

“Dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan, anak saya didiagnosis memiliki kelainan jantung bawaan dan harus menjalani operasi. Menyadari kondisi anak yang memerlukan perhatian ekstra, saya rajin berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung anak dan dokter gizi untuk mengejar tumbuh kembang anak. Salah satu yang ditekankan oleh dokter adalah memastikan kebutuhan nutrisi anak tercukupi,” ungkapnya.

“Gangguan gizi pada anak dengan KJB dapat menyebabkan anak sering sakit karena daya tahan tubuh menurun dan berpengaruh terhadap keberhasilan operasi jantung di kemudian hari. Oleh karena itu, saya giat mengejar status gizi baik anak saya sejak awal mengetahui bahwa anak saya mengalami penyakit jantung bawaan,” sambungnya.

Perwakilan dari Komunitas Little Heart Agustina Kurniari Kusuma menceritakan tentang harapannya agar anak-anak dengan KJB dapat tumbuh sehat dan optimal. Sebagai orang tua, dirinya harus mengoptimalkan tumbuh kembang anak apapun tantangannya.Setelah mengetahui anak memiliki KJB, dirinya bergabung dengan komunitas Little Heart untuk mendapatkan informasi sekaligus support system dari sesama pejuang tumbuh kembang anak dengan KJB.

“Kalau membayangkan harus menghadapi sendiri, saya mungkin akan menyerah dan lebih banyak stress menghadapi kondisi anak yang berbeda dan butuh penanganan khusus. Di komunitas, kami saling menguatkan dan membantu satu sama lain, baik melalui dukungan moril maupun materiil bagi yang mampu. Kami menanamkan semangat kebersamaan untuk selalu mengupayakan yang terbaik untuk jantung hati kami,” tandasnya.

Penutup
Sebenarnya penyebab PJB belum diketahui secara pasti. Namun PJB dapat dicegah bahkan sejak sebelum kehamilan, dan pada masa kehamilan.
.
Untuk itulah kita perlu mengetahui, mewaspadai, dan memahami pentingnya menghindari risiko penyakit PJB ini, sehingga buah hati penderita PJB tetap dapat tumbuh sehat.
.
Webinar sudah usai, namun Ayah dan Bunda atau siapapun yang ingin mengetahui lebih banyak tentang penjelasan kedua dokter ahli tersebut di atas, juga penuturan nara sumber yang membersamai anak-anak dengan PJB, masih bisa melihat video webinar di kanal Youtube @nutrisibangsa berikut ini:

https://bit.ly/3l5RQXD

Makan Sebelum Lapar, Jangan Seperti Teka-teki Telur dan Ayam

Ceritanya ini tentang orang sedang makan siang. Menunya nasi pulen, lauknya sambel terasi bakar khas Sidoarjo yang wangi, lalaban kacang panjang dan kol segar, ditambah bandeng Juana yang legit digoreng pakai telur, sayur asem penuh cita rasa — asam, manis, pedas dikit, gurih kemiri lengkap dengan isi belinjo, daun belinjo (daun so), potongan kecil labu siam, jagung manis muda, terong, dan keluwih. Peyek teri tersembunyi dari kamera. Klik, klik. Sudah. Posting di FB. Bikin kesel, nggak? Irikah?

Oh, ini imajinasi orang lapar saja kok. Ndak usah pengin. *tersenyum simpul*

Lha mengapa disebutnya lingkaran kedoyanan?

Gini lho, itu semua porsi buatmu sendiri. Semangat kan, menghabiskan makan siang semewah itu? Nah, di tengah perjalanan satu episode, sambalnya habis. Nambah sambal. Masih semangat? Lanjut. Sambalnya masih banyak (ambilnya lebay sih), nasinya masih juga, bandengnya habis, ambil bandeng lagi. Sayur asemnya? Sekalian nambah kuah. Lanjut. Lho nggak seru nih, masih pengin lalab. Ambil kacang panjang dan kool lagi. Lho kok yang tersisa hanya lalab? Sayang kalau dibuang, nggak higienis kalau disimpan. Ambil nasi, sambal, sayur asem, bandengnya tidak lupa dong. Lha kapan berhentinya, nih? Tolooong! Ingat nasihat nenek. Biar nggak begah, ambil centong nasi, lalu lakukan gerakan simbolis seakan sedang mengambil nasi dari perut dengan centong itu. Menurut nenek itu manjur. *Wah!*

Pesan moral: Makanlah sebelum (ke)lapar(an), berhentilah makan sebelum (ke)kenyang(an)

Salam! | @Indria Salim |

*) Tulisan ini sebagai arsip artikel Penulis, yang sebelumnya diunggah di blog Kompasiana. Selengkapnya di Sini

Wayang for Student, Inisiatif Keren BCA Perkenalkan Wayang kepada Pelajar

“Wayang in the City”, demikian tema pagelaran “Wayang for Student” yang diadakan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA), pada tanggal 24 November 2016, bertempat di Museum Nasional, Jakarta. Acara ini melibatkan ratusan siswa-siswi dari SMP dan SMU wilayah Jakarta dan sekitarnya, yaitu SMA 68, SMA 34, SMA 3 Serang, SMA Viani Bunda Hati Kudus, SMK Estrada, dan SMA Antonius . Mereka diajak mengenal dan mengapresiasi wayang, termasuk partisipasi mereka dalam lomba membuat Video blog bertema wayang.

“Wayang for Student” dimulai dengan pidato sambutan oleh Presiden UNIMA, T.A Samodra Sriwidjaja – yang juga mantan dubes Austria. Unima, singkatan dari Union Internationalle de la Marionettes didirikan pada tahun 1929. Unima terus eksis meskipun melewati masa PD II. Pada tahun 2009 Indonesia masuk menjadi anggota ke-60 dari 90 anggota yang ada sampai kini. Pertemuan Unima ini seperti Perserikatan Bangsa-bangsa, tetapi di bidang wayang. Anggotanya saling bekerjasama secara damai, misalnya Amerika dan Iran.

Dalam salah satu Festival Wayang Dunia, Indonesia menampilkan wayang listrik. Dalang dan pemimpin rombongan wayang listrik – I Made Sidia, menurut Samodra Sriwidjaya membuktikan ketangguhan dan totalitasnya. Bahkan waktu itu cuaca dingin dan hujan, mereka siap main di luar (ruang terbuka). Akhirnya dewan juri memutuskan wayang listrik sebagai peraih the Best Drama Award. Bulan Juni 2016, diadakan Kongres UNIMA Internasional dan Festival Wayang Dunia di Spanyol. Saat voting untuk merebut posisi tuan rumah, Indonesia menghadapi Korea Selatan yangg punya banyak keunggulan di segala bidang termasuk dari segi finansial. Indonesia dengan modal 4 penari Bali, berhasil mengalahkan Korea Selatan dengan suara 68 – 44. Berdasarkan kemenangan itu, Indonesia akan menjadi tuan rumah Kongres UNIMA Internasional & Festival Wayang Dunia tahun 2020. Rencananya event ini diadakan di Bale Agung, Gianyar, Bali. “Bale Agung lebh bagus dari Broadway di New York,” Samodra Sriwidjaja meyakinkan dengan bangga.

Direktur PT BCA, Suwignyo Budiman dalam pidato pembukaan menyampaikan puji syukur atas kehadiran semua siswa-siswi dan tamu undangan lainnya. Disampaikannya, wayang sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia yang diakui UNESCO, yang mencatat wayang sebagai intangible culture heritage of humanity — sebagai warisan budaya dunia. Karena itu wayang merupakan warisan budaya yang perlu dipertahankan dan dilestarikan.

Wayang dari dulu fungsinya bukan sekadar sebagai hiburan atau pertujukkan semata. Sejak semula, wayang sebenarnya adalah alat dan media komunikasi yang efektif, antara lain untuk menyebarkan agama – Hindu, juga Islam – seperti yang dilakukan oleh Walisongo. Maka wayang sudah terbukti kehebatannya. Di era dulu hanya ada tiga macam wayang – wayang orang, wayang kulit, dan wayang golek. Kini wayang lebih variatif, misalnya wayang suket, dan wayang listrik.

Satu hal yang disayangkan, gema wayang semakin sayup-sayup di kalangan generasi muda. Tampaknya banyak yang tidak tahu wayang, apalagi perhatian untuk mengembangkan dan mempertahankannya. Padahal di zamannya dulu, masa kecil Suwignyo Budiman sempat mengalami bagaimana wayang tak terpisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan pada hari pernikahannya, beliau menanggap wayang.

PT BCA sebagai bank swasta terbesar sangat memikirkan tentang pelestarian budaya wayang. Maka perusahaan perbankan ini tanpa ragu menyisihkan biaya yang alokasinya difokuskan pada pelestarian, penjagaan, dan pengembangan wayang.

Salah satu program – Wayang for Student. Ini sering dilakukan, tapi juga di Jabodetabek, Jateng, Sumatra. Mudah-mudahan dengan acara ini generasi muda lebih mengenal dan memahami, menyenangi dan mengembangkan. Wayang menarik, dengan teknologi baru, maka keberadaan budaya ini bisa dikembangkan, disesuaikan dengan kondisi saat ini. Wayang merupakan sumber inspirasi yang luar biasa. Suwignyo Budiman berharap agar para siswa yang mulai mengenal wayang, bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman lainnya. “Tujuan akhir dari upaya ini adalah melestarikan dan mengembangkan wayang,” kata Suwignyo.

Setelah pembukaan, BCA yang diwakili oleh Direktur Suwignyo dan General Manager CSR, Inge Setiawati menyerahkan secara simbolis, bingkisan dari BCA untuk Museum Nasional, yang diwakili oleh Dedeh.

Sebelum memulai wayang listrik, para siswa diajak berlatih selama menit yang disebutnya sebagai “pemanasan”. Para siswa yang belajar adalah mereka dari SMA Viani Bunda Hati Kudus, SMAN 68, SMA 34, SMA 3 Serang, SMK Antonius (cewek semua), dan SMA Estrada.

Saatnya Pementasan Wayang Listrik

Nah, wayang listik itu seperti apa? Wayang listrik adalah wayang yang ditampilkan dengan bayangan yang menggunakan aliran listrik, memanfaatkan cermin yang dipantulkan ke layar. Sungguh mengagumkan karena pementasannya dipadukan dengan menggunakan unsur teknologi modern, dan pemirsa dibuat kagum dan tidak bisa melewatkan adegan dalam bayangan yang dipantulkan dalam dua layar besar. Satu layar utama yang berada di tengah auditorium, dan satu layar yang berada di sisi kanan pemirsa. Layar ini memantulkan gerakan para dalang di balik layar, hal yang membuat pemirsa penasaran untuk menyaksikannya juga.

Pencipta wayang listrik, I Made Sidia, mengatakan meski pantulan bayangan merupakan simbol dan ilustrasi, wayang listrik dapat membuat para pemirsa seolah berada dalam lokasi nyata sesuai dengan ekspresi dalang atau tokoh. Mengambil kisah Ramayana, yaitu penculikan Dewi Shinta oleh Raja Rahwana – Bli Made Sidia membuat seluruh hadirin di ruangan itu sangat terfokus pada layar. Bahasa pengantar yan digunakan adalah bahasa Indonesia, ditimpali dengan bahasa Inggris di sana sini. Bahasa yang cair dan mengalir, kadang membuat gelak – namun bermakna dalam.

Bagi penikmat musik, pentas wayang listrik menyuguhkan semacam blendingnuansa musik Barat yang modern dan gendhing Bali yang agung. Pun begitu penggambaran karakter wayangnya. Ada tank, gergaji besar, pepohonan yang ditebang semau gue – simbol kekuasaan Raja Rahwana yang angkara murka.

Dalam kesempatan pagelaran “Wayang for Student” ini, saya sempat berbicara dengan Bli Made Sidia ini. Karyanya yang mendunia, tentu membuat semua yang hadir terpesona. Luar biasa keren. Pesan klasik Ramayana diwujudkan dalam Wayang Listrik, lokalitas kuat, namun dengan pengembangan kreatifitas yang menyentuh selera global. 
Pantas saja Dalang Made Sidia ini mendapatkan beberapa penghargaan internasional dan membuat Indonesia menjadi tuan rumah Festival Wayang Internasional 2020 kelak.
Bli Made dan tim yang ramah, rendah hati, profesional, dan menginspirasi.

Bli Made Sidia mengaku bahwa pementasannya dipersingkat karena terbatasnya waktu. Namun demikian hal itu tidak megurangi kemegahan dan kehebatan pementasan.

Sebelum dilanjutkan dengan pementasan wayang golek oleh dalang muda Adi Kontheka, ada penayangan beberapa vlog berdurasi 1 menit, buah karya para siswa yang mewakili sekolah masing-masing. Lalu ada pengumuman dan pembagian hadiah juara Vlog tersebut.

Dari kesan sakral, magis, dan megahnya wayang listrik, lalu hadirin disuguhi dengan pementasan wayang golek yang sangat menarik dan menguras gelak tawa. Dalang muda Adi Kontheka sangat kreatif dalam penuturan kisah lanjutan Ramayana yang sebelumnya ditampilkan oleh Made Sidia.

Wayang golek yang memperdengarkan lagu mandarin dalam iringan gamelan Sunda! Penonton tak henti tertawa terbahak-bahak, mana sempat mengantuk? Wayang listrik, atau wayang golek – tidak kalah menarik dengan pertunjukan seni trend masa kini yang berasal dari negara lain. Tak lupa Dalang Adi menyelipkan anjuran untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, menjauhi narkoba, dan sebagainya. Gayanya “nyebelin”, eh maksudnya — nyenengin betul!

Demikianlah dari awal sampai akhir, tampaknya semua yang hadir beruntung mendapatkan kesempatan dan pengalaman yang istimewa, ya – namanya saja pengalaman menikmati Wayang in the City.

Akhirnya, satu lingkaran siswa yang duduk bersila ramai bermelodi serempak “Cak cak cak-cak cak cak-cak cak cak” – (kelompok lain menimpali), “Siriange riange rango range,” dan kelompok lingkaran lainnya berbunyi seperti tabuhan bonang, “Pung Pung Pung Pung …,” demikian para siswa duduk bersila, membentuk lingkaran rapat, dan mengangkat tangan ke atas, menggerakkan ke samping sambil meliukkan badan, lalu ada dua siswa berdiri memeragakan gerakan berlaga antara Hanoman dan Rahwana. Pemanasan 5 menit menghasilkan antusiasme gempita seni yang menggugah semua yang hadir.

Semoga wayang akan tetap lestari, bahkan berkembang dalam kreativitas sesuai kekinian, dan dicintai oleh generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa – seperti diharapkan oleh Direktur BCA, Suwignyo Budiman. Yuk kita sambut inisiatif dan dukungan PT BCA dalam melestarikan wayang, juga saat Indonesia menjadi tuan rumah Kongres UNIMA Internasional & Festival Wayang Dunia 2020. | @Indria Salim |

La Marionettes. *) sejenis boneka, sebuah terminologi bahasa Perancis, yang memasukkan wayang dalam kategori ini juga.
*) Semua foto adalah karya hasil liputan Kompasianer Indria Salim

*) Tulisan ini sebagai arsip artikel Penulis, yang sebelumnya diunggah di blog Kompasiana. Selengkapnya di Sini

 

Menjadi Produktif Tanpa Stress Konyol

Be Productive
Be Productive

Menjadi Produktif Tanpa Stress Konyol

 

Artikel ini Penulis maksudkan untuk berbagi momen introspeksi diri. Sebelum memberi saran kepada orang lain (kecuali diminta), sebaiknya kita menilik diri sendiri lebih dahulu. Sebagai pekerja lepas dan purna waktu, ada hal yang perlu dikelola dengan bijaksana — yaitu waktu. Identifikasi rencana dan penentuan prioritas perlu dilakukan, bukan saja oleh mereka yang bekerja di kantor, namun khususnya juga pekerja lepas seperti Penulis.

Terlepas dari itu, ungkapan “waktu berlalu cepat”, “jadwal saya padat sekali”, “terlalu banyak rencana, namun waktu dan tangan hanya segini saja” – selalu kita jumpai diucapkan oleh siapa pun dan di mana pun. Semakin hal ini disadari, semakin banyak orang merasa stress, termasuk Penulis. Akibatnya hidup menjadi seperti mengisi hari-hari penuh tekanan dan perasaan seperti diburu hantu yang tak kelihatan.
Terkadang, melakukan terlalu banyak hal dan menjadi terlalu sibuk membuat kita semakin merasakan kehampaan, kesepian, atau rasa kosong. Tanpa disadari, ini membuat kita serasa tersesat, kehilangan arah, selalu merasa tak pernah mencapai tujuan dengan memuaskan, merasa bersalah pada diri sendiri (atau orang lain), menyimpan kemarahan, dan akhirnya putus asa dan tidak berdaya.
Di satu sisi, selalu aktif dan bergiat membuat kita merasa produktif. Namun apakah ini benar adanya? Apakah fakta membuktikan memang kita produktif, atau hanya menjadi sibuk sepenuh waktu dalam memenuhi 24 jam keseharian kita? Meskipun hendaknya kita tidak memandang hal ini selalu dari sisi negatif, kita perlu meneliti diri apakah kit sudah memanfaatkan waktu yang ada sebagai pilihan tepat dan bijaksana. Sambil mengetik artikel ini, Penulis juga menimbang dan memikirkan situasi yang dihadapinya juga. Jujur saja, deh.

Kathyn McKinnon, pengarang buku terlaris “Tripple Your Time Today“, menuliskan sejumlah daftar pertanyaan yang kalau sebagian besar kita jawab “Benar”, maka itu akan menjadi indikasi saatnya kiat perlu meneliti apakah kita sebenarnya produktif, atau sekadar “sibuk”.

Berikut adalah ringkasan pertanyaan yang Penulis coba sajikan:

  • Saya merasa selalu mengerjakan hal yang sifatnya “urjen”, dan karenanya berusaha untuk mengejar ketinggalan untuk menyelesaikannya.
    Meskipun saya selalu sibuk, rasanya saya tetap berjalan di tempat, baik itu soal berbisnis atau berkarier. Saya jarang melakukan hal yang khusus untuk diri sendiri.
  • Saya cenderung menerima saja adanya interupsi yang menggangu atau mengacaukan pekerjaan yang sedang saya lakukan.
  • Dalam melakukan pekerjaan, saya tidak menetapkan strategi manajemen waktu yang jelas.
  • Saya tidak pernah punya waktu untuk diri sendiri, namun ironisnya saya merasa kesepian.
  • Saya tidak bisa mengatakan “tidak” kepada orang lain.
    Saya nyaris menyerah mengejar cita-cita saya karena tuntutan dan kewajiban keluarga, bisnis atau pekerjaan.
    Saya cenderung terbawa oleh proyek-proyek yang menarik minat tanpa memperhitungkan seberapa banyak waktu dan energi yang harus saya kerahkan.
  • Saya selalu merasa lelah dan tidak meraih pencapaian kerja yang berarti.

Hal yang membedakan antara menjadi sibuk, dengan menjadi produktif adalah perasaan kita tentang cara kita memanfaatkan waktu yang ada. Kita benar-benar produktif, bila apa yang kita lakukan menimbulkan kepuasan, rasa pencapaian, peningkatan semangat dan kegembiraan.

  1. Harv Eker– seorang motivator dan penulis buku terlaris “Secrets of the Millionaire Mind“mengatakan, “Dalam melakukan suatu hal, Anda memberikan kontribusi, atau sebaliknya membuat alasan-alasan? Apakah Anda memberi nilai tambah kepada atasan (pemberi kerja)/ bisnis Anda? Apakah Anda membuat kemajuan dalam karier atau bisnis, atau sekadar melakukan perputaran roda kegiatan?
    Agar produktif dengan waktu yang ada, kita perlu menetapkan tujuan jangka pendek, menengah dan panjang. Jika kita mengabaikannya, maka setiap hari kita akan terperangkap dengan perasaan stagnan, tanpa pencapaian, atau kemajuan kehidupan.
    Menjadi produktif berarti memiliki kemampuan mengelola waktu yang teruji, dan menetapkan strategi dan system untuk mengukur pencapaian sekaligus mengharapkan imbalan keberhasilan yang menjadi hak kita.

Sejujurnya, kita tidak bisa menipu diri sendiri dalam hal ini. Saat memanfaatkan waktu secara produktif, kita merasakan adanya semangat dan kepuasan yang semakin tinggi tingkatannya, tentang pekerjaan atau tugas yang membuat kita melibatkan diri sepenuh hati. Kita bisa melihat kemajuan dalam setiap tahapnya, melihat dinamika skala prioritas yang kita tetapkan dalam prosesnya, dan melihat semakin terwujudnya pencapaian tujuan yang kita harapkan. Dalam hal ini, kita sadar akan adanya keserasian antara nilai, tujuan dan aspirasi diri kita tentang kegiatan yang kita lakukan. Ini akan membuat diri merasa nyaman, percaya diri dan optimis.

Demikian introspeksi diri yang Penulis bagikan kali ini. Penulis masih belajar mengembangkan kesadaran diri, dan ini adalah langkah awal untuk menjadi pribadi produktif menggunakan tata kelola waktu yang efektif. Kehidupan adalah guru terbaik sepanjang hayat, dalam izin-Nya. | @IndriaSalim

Referensi:
http://www.kathryn-mckinnon.com

http://www.harveker.com/

*) Tulisan ini sebagai arsip artikel Penulis, yang sebelumnya diunggah di blog Kompasiana, yang bisa dilihat di Menjadi Produktif Tanpa Stress Konyol 

Fakta & Rahasia Saya Tentang Buku [Bagian 3 – Tamat]

3. Membaca Itu Mengasah Keterampilan Berbahasa & Menambah Kosakata


Dari cerita pengalaman beberapa sahabat saya, juga dari berbagai tulisan tentang orang-orang yang sangat tinggi keterampilannya berbahasa, baik sebagai penulis, pembicara, dosen, konseptor,motivator, atau penerjemah dan juru Bahasa, rata-rata dari mereka mengaku suka membaca. Bahkan ada yang memang menjadi kutu buku. Nah itu sudah merupakan bukti nyata manfaat membaca, bukan?

Selain itu, banyak sahabat dan saya sendiri bisa menggunakan bahasa lain selain bahasa ibu, juga karena membaca. Membaca buku berbahasa asing, memaksa kita untuk membuka kamus dan mencari padanan katanya. Kita mendapat keuntungan ganda, yaitu bertambah pengetahuan sesuai dengan topik bacaan, sekaligus menambah kosakata dan ungkapan bahasa tersebut. Semakin sering berlatih membaca buku berbahasa asing, semakin lancar otak saya memahaminya. Bonusnya, dengan sekali dayung, kita juga sambal mengasah keterampilan lainnya, yaitu menulis dalam versi Bahasa asing tersebut. Asyik, kan? Ini tentu menjadi nilai tambah bagi peningkatan karier kita, atau mencari peluang pekerjaan.

Membaca Buku Mengasah Keterampilan Menganalisis |Foto: Indria Salim
Membaca Buku Mengasah Keterampilan Menganalisis |Foto: Indria Salim

4. Membaca Melatih Kemampuan Berpikir Analitis


Saat membaca, pikiran kita menjadi aktif, baik untuk mencerna maupun menganalisis isinya. Ini menjadi latihan proses berpikir kritis dan analitis. Dalam membaca buku misteri atau cerita detektif, misalnya, selama membaca tanpa sadar pikiran kita menebak-nebak kira-kira akhir ceritanya nanti bagaimana, atau menilai apakah rangkaian kejadian dalam kisahnya itu logis, dan sebagainya.

Dalam membaca novel, kita mengasah kemampuan membuat analisis semua detil ceritanya — dari plot, alur cerita, penggambaran tokohnya sampai penyelesaian kisahnya. Nah, semakin sering membaca maka semakin mahir juga kita menelaah, atau membuat penilaian dari buku yang dibaca. Ini akan sangat bermanfaat dalam penerapannya di pekerjaan sehari-hari, terlebih kalau pekerjaan itu melibatkan kemampuan membuat konsep kebijakan. Manfaat ini yang juga saya rasakan dari hobi membaca buku.

5. Membaca Bisa Melatih Kemampuan Berkonsentrasi


Saat membaca buku, saya cenderung terlarut dan berkonsentrasi penuh. Bahkan bila saya membaca di tengah keramaian sebuah toko buku, misalnya. Apalagi bila dalam keadaan tergesa-gesa, semakin fokuslah saya menyerap isi buku, dan semakin mudah saya memahaminya dengan cepat. Aneh kan? Ini tidak berlaku untuk segala situasi, jadi hanya sesekali saja.

6. Rajin Membaca Bisa Meningkatkan Keterampilan Menulis


Bagi saya, membaca buku membuat saya tertantang, tergelitik untuk bisa menulis juga. Itu bisa karena saya merasa terhubung dengan topiknya, atau saya merasa tergoda dengan rasa penasaran atas kemampuan diri untuk bisa menulis buku yang menarik minat saya. Teknik menulis kreatif berbeda dengan menulis dokumen atau kertas kerja. Alhasil, saya harus belajar, dan belajar terus dengan memperbanyak jumlah buku yang dibaca.

7. Membaca Memberi Hiburan, Mengurangi Stres, dan Memberi Ketenangan Jiwa dan Pikiran


Tentu ini berlaku bagi yang suka membaca seperti saya. Kalau sedang suntuk, atau bete dan stress, membaca bisa menjadi peredanya. Katakanlah, kita suka membaca buku motivasi, nah sambal mendapatkan pencerahan, pikiran kita yang semula stress jadi teralih pada hal yang positif. Begitu pun bila kita membaca buku lainnya sesuai minat dan impuls waktu itu. Ada novel, buku petualangan & kisah perjalanan, buku tentang mode & gaya hidup, buku kesehatan, buku komik – lho komik? Kenapa tidak? Perlahan namun pasti, stres yang semula menekan di dada akhirnya mereda, atau terlupakan.

Di sini saya mendapatkan manfaat membaca buku — menghibur, dan membuat rileks, juga menenangkan pikiran atau gejolak emosi. Terlebih bila saat membaca itu diiringi dengan musik favorit.

Mengenalkan Buku Sejak Anak Usia Dini |Foto: Indria Salim
Mengenalkan Buku Sejak Anak Usia Dini |Foto: Indria Salim

Karena itu, saya menyarankan agar kebiasaan membaca menjadi virus dalam pendidikan keluarga. Ini bisa diterapkan pada pendidikan anak-anak sejak dini.

  • Pengalaman di rumah, membacakan buku atau bahan cerita kepada anak-anak itu meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami bacaan. Lambat laun, hal ini juga meningkatkan penguasaan kosakata mereka. Ketika anak-anak kita minta mendengarkan cerita dari sebuah buku, atau kita minta mereka membaca buku, acap kali mereka menanyakan kosakata baru, atau yang bagi mereka kurang jelas artinya. Ini menurut saya adalah proses yang berkelanjutan.

Pembiasaan ini bisa diterapkan baik untuk anak-anak balita, sampai usia menjelang remaja. Besar kemungkinan, bila ini konsisten dibimbing orang tua, maka minat baca anak akan timbul dan menjadi hobi mereka — membaca sebagai kebutuhan pribadi, tanpa harus diingatkan orang tua.

  • Sediakan buku bacaan yang sesuai, di tempat-tempat yang terjangkau anak-anak, misalnya di meja tamu, di ruang TV, di dekat kamar tidur, bahkan di mobil. Dengan pemaparan agak intens ini, maka secara langsung atau tidak akan mengundang perhatian anak-anak untuk membacanya.
  • Biasakan membaca sebagai bagian dari ritual harian. Tidak perlu lama, sekitar 20-30 menit membacakan cerita atau membuat anak-anak bercerita dari sebuah buku, itu sudah memadai asal dilakukan dengan teratur.

Sekian tentang fakta dan rahasia saya menyangkut buku. Salam Cinta Buku!

Twitter: @IndriaSalim

 

*) Tulisan ini sebagai arsip artikel Penulis, yang sebelumnya diunggah di blog Kompasiana dan menjadi artikel Headline (HL), yang bisa dilihat di SINI

Fakta & Rahasia Saya Tentang Buku [Bagian 2]

Selain buku-buku tersebut, saya juga membaca beragam artikel dari internet, dari bidang politik, sampai parenting dan gosip selebriti, dan tak terkecuali juga beberapa postingan teman-teman blogger & Kompasianer yang menambah wawasan saya.

Sejak usia sebelum sekolah, saya kebetulan sudah dikenalkan dengan makhluk bernama buku. Saya beruntung karena almarhum Ayah punya beberapa koleksi buku, dan istimewanya koleksinya terdiri dari buku dengan beragam versi bahasa.  Ada kamus bergambar & buku cerita berbahasa Inggris, lalu buku-buku cerita dan musik berbahasa Jawa, dan tentunya lebih banyak buku berbahasa Indonesia. Ibu saya kutu buku juga. Jadi beliau berlangganan majalah wanita “Mutiara”, majalah berbahasa Jawa “Panyebar Semangat“, dan Koran Kompas.

Dengan kata lain, sejak kecil kami tidak pernah lepas dari bahan bacaan, baik buku atau majalah. Dari kebiasaan ini, saya merasakan banyak manfaat membaca, antara lain:

1. Membaca Memberi Stimulasi Pada Otak, Melatih Kepekaan, Dan Meningkatkan Daya Ingat

Komplet sekali manfaat yang saya sebutkan di atas. Itu sepanjang pengalaman saya pribadi.
Meningkatkan daya ingat saya rasakan ketika membaca dan mengisi buku teka-teki silang (TTS). Memang saya sering mendengar bahwa mengisi TTS khususnya, memberikan stimulasi otak untuk mengungkap daya ingat, sekaligus mengembangkan kemampuan menambah kosakata. Sewaktu belajar dulu, salah seorang dosen saya pernah mengatakan bahwa otak punya keunikan luar biasa. Semakin sering dipakai, maka sel otak akan semakin mengadakan regenerasi. Semakin jarang dilatih aktif, di dalam bagian otak terjadi penumpukan sel mati, yang pada gilirannya akan mengurangi kemampuan daya ingat. Itu intinya.

Lalu bagaimana hubungan membaca dengan menajamkan kepekaan? Bagi saya, membaca itu membawa kita pada sebuah pengalaman khusus, pengalaman yang berbeda dengan kegiatan kita lainnya, dan ini juga termasuk pengalaman dalam emosi. Membaca bagi saya bisa menjadi sebuah perjalanan mental, spiritual, dan emosional — tergantung dari jenis bukunya. Hal ini membuat saya bisa merasakan hal baru yang tidak akan saya dapatkan tanpa membaca. Saya menjadi peka terhadap lingkungan sekitar, atau bahkan trhadap hal yang di luar jangkauan keberadaan saya saat ini, baik dalam dimensi tempat, waktu, atau pun lingkungan sosial atau sejarah.

Bayangkan saja, bagaimana dengan membaca setidaknya saya punya sedikit bayangan tentang korban diskriminasi di suatu wilayah, korbanbully yang fenomenal, atau kondisi kemiskinan atau kesulitan hidup yang sangat ekstrim.

Dengan begitu, tentu saya jadi bisa berpikir lebih jernih, lebih mendalam, dan tidak asal mengeritik pada suatu hal dalam kehidupan orang lain baik di sekitar saya, di lain tempat yang jauh. Dengan kata lain, saya bisa merasakan simpati, atau sekadar empati atas keadaan yang menimpa orang lain, atau situasi tertentu di belahan bumi lainnya.

2. Membaca Itu Meningkatkan Pengetahuan & Memperluas Wawasan

Setiap membaca, otak kita mendapat asupan informasi baru, dan sewaktu-waktu itu bisa kita gunakan pada saat yang tepat. Jadi membaca menjadi semacam kegiatan menabung informasi, yang menambah pengetahuan di memori kita. Lagian, apa yang sudah kita baca dan terserap di otak, idealnya tak akan lenyap begitu saja. Ibaratnya, kita bisa kehilangan pekerjaan, uang, harta benda, bahkan tubuh kita bisa tergerus oleh penyakit. Namun, pengetahuan yang sudah menyatu dengan kita akan setia bersama memori kita.

Saya teringat kisah sahabat seprofesi saya, yang karena penyakit kanker yang diidapnya 3 tahun lamanya, akhirnya menghabiskan harta benda dan rumah yang dijualnya buat biaya pengobatan. Namun, dengan pengetahuan profesinya, ia berjuang keras tetap bekerja, dari tempat tidurnya. Kebetulan ia adalah seorang penulis dan penerjemah. Maka kedua hal itulah yang tetap dilakukannya di tengah kenyerian hebat yang menderanya, sampai dia menyerah total pada panggilan Sang Khalik. [Bersambung ke Bagian 3]

*) Tulisan ini sebagai arsip artikel Penulis, yang sebelumnya diunggah di blog Kompasiana dan menjadi artikel Headline (HL), yang bisa dilihat di SINI 

Fakta & Rahasia Saya Tentang Buku [Bagian 1]

Perpustakaan mini
Perpustakaan mini

Seminggu terakhir ini saya membaca enam buah buku dari berbagai jenis. Baiklah langsung saja saya sebutkan keenam buku tersebut, agar lebih konkrit.

1.     Momwriter’s Diary (Dian Kristiani, Penerbit BIP, 2013): Ini buku baru dalam koleksi saya. Buku ini menambah wawasan saya tentang suka duka dan seluk beluk menjadi penulis buku. Sebuah bacaan ringan, menghibur, sekaligus bermanfaat.

2.     The Shy – Aku Melihatmu, Apa Kamu Melihatku? (Triani Retno A, Penerbit Anak Kita, 2014): Sebenarnya Novel Komik (Nomik) ini ditujukan untuk pembaca remaja. Namun banyak hal yang membuat saya menikmatinya, baik dari ide, gaya tulisan, dan pengetahuan baru yang dimasukkan oleh penulisnya dalam ceritanya. Oh ya, sebenarnya ini buku anak-anak di rumah. Selda & Sellyn dikirimi oleh editor penerbit buku ini. Sellyn (10) dan Selda (11) mendapat kepercayaan dari Editor, untuk menjadi peresensi buku ini. Ini karena sebelumnya mereka pernah menjadi pembaca pertama dari beberapa naskah novel.

3.     The Golden Rules of Success (Ben B Nur, Courage Institute, 2008): Saya beruntung mendapatkan buku ini dari penulisnya. Saya sudah membaca sebelumnya, namun karena belum tuntas, maka minggu ini saya ingin menyerap kembali manfaat buku yang inspiratif dan memotivasi diri ini. Dari buku ini, saya mendapatkan pencerahan jiwa, karena banyak ilustrasi kehidupan yang menyentuh keseharian orang pada umumnya, termasuk bagaimana menyikapi sebuah keadaan dengan tetap optimis, bijaksana dan berpikir positif. Terima kasih, Pak Ben!

4.     Favorite Fast & Easy Crosswords (PennyPress, 2010): Ini buku yang saya simpan sejak empat tahun lalu. Ketika sedang memeriksa lemari buku, saya tertarik mengeluarkannya kembali, dan mengisi teka-teki silang yang belum sempat saya selesaikan sebelumnya. Asyik lho, karena kalau kita mendapatkan kebuntuan, ada kunci jawabannya di bagian belakang buku ini. *senyum dong*

5.     Menulis Artikel dan Tajuk Rencana (Panduan Praktis Penulis & Jurnalis Profesional (drs. AS Haris Sumadiria, M.Si., Simbiose Rekatama Media, 2005)

Bukunya terbitan lama ya? Memang, namun isinya masih up to date lho. Penyakit saya, beli dulu bukunya, nah saking banyaknya tumpukan buku, akhirnya bacanya bisa setelah sekian tahun sesudahnya. Itulah keistimewaan buku, tak lekang dimakan zaman.

6.     Creative Writing (A.S. Laksana, Gagas Media, 2013): Saya sedang menekuni kembali latihan menulis kreatif. Buku ini sarat dengan pengetahuan untuk meningkatkan keterampilan menulis. Kebetulan, saya melihat Selda & Sellyn sedang membaca buku ini. Akhirnya saya ikut membaca kembali, dan berdiskusi dengan kedua anak itu. Seru lagi, belajar bersama-sama dengan anak-anak yang juga suka membaca dan menulis.

Bacaan Seminggu Ini |Foto: Indria Salim
Bacaan Seminggu Ini |Foto: Indria Salim

Apakah jumlah buku yang saya baca minggu ini sudah cukup? Saya akui, kecuali membuat resensi, saya tidak selalu membacanya dengan tuntas dan urut. Saya yang agak pembosan ini, punya pola kebiasaan membaca sesuai kebutuhan dan meloncat-loncat. Apalagi mengingat bahwa selain suka membaca, saya juga suka mengoleksi buku. Apa saja, asal menarik minat seketika itu, saya cenderung tergoda mengoleksinya. [Bersambung ke Bagian 2]

*) Tulisan ini sebagai arsip artikel Penulis, yang sebelumnya diunggah di blog Kompasiana dan menjadi artikel Headline (HL), yang bisa dilihat di SINI