Fakta & Rahasia Saya Tentang Buku [Bagian 2]

Selain buku-buku tersebut, saya juga membaca beragam artikel dari internet, dari bidang politik, sampai parenting dan gosip selebriti, dan tak terkecuali juga beberapa postingan teman-teman blogger & Kompasianer yang menambah wawasan saya.

Sejak usia sebelum sekolah, saya kebetulan sudah dikenalkan dengan makhluk bernama buku. Saya beruntung karena almarhum Ayah punya beberapa koleksi buku, dan istimewanya koleksinya terdiri dari buku dengan beragam versi bahasa.  Ada kamus bergambar & buku cerita berbahasa Inggris, lalu buku-buku cerita dan musik berbahasa Jawa, dan tentunya lebih banyak buku berbahasa Indonesia. Ibu saya kutu buku juga. Jadi beliau berlangganan majalah wanita “Mutiara”, majalah berbahasa Jawa “Panyebar Semangat“, dan Koran Kompas.

Dengan kata lain, sejak kecil kami tidak pernah lepas dari bahan bacaan, baik buku atau majalah. Dari kebiasaan ini, saya merasakan banyak manfaat membaca, antara lain:

1. Membaca Memberi Stimulasi Pada Otak, Melatih Kepekaan, Dan Meningkatkan Daya Ingat

Komplet sekali manfaat yang saya sebutkan di atas. Itu sepanjang pengalaman saya pribadi.
Meningkatkan daya ingat saya rasakan ketika membaca dan mengisi buku teka-teki silang (TTS). Memang saya sering mendengar bahwa mengisi TTS khususnya, memberikan stimulasi otak untuk mengungkap daya ingat, sekaligus mengembangkan kemampuan menambah kosakata. Sewaktu belajar dulu, salah seorang dosen saya pernah mengatakan bahwa otak punya keunikan luar biasa. Semakin sering dipakai, maka sel otak akan semakin mengadakan regenerasi. Semakin jarang dilatih aktif, di dalam bagian otak terjadi penumpukan sel mati, yang pada gilirannya akan mengurangi kemampuan daya ingat. Itu intinya.

Lalu bagaimana hubungan membaca dengan menajamkan kepekaan? Bagi saya, membaca itu membawa kita pada sebuah pengalaman khusus, pengalaman yang berbeda dengan kegiatan kita lainnya, dan ini juga termasuk pengalaman dalam emosi. Membaca bagi saya bisa menjadi sebuah perjalanan mental, spiritual, dan emosional — tergantung dari jenis bukunya. Hal ini membuat saya bisa merasakan hal baru yang tidak akan saya dapatkan tanpa membaca. Saya menjadi peka terhadap lingkungan sekitar, atau bahkan trhadap hal yang di luar jangkauan keberadaan saya saat ini, baik dalam dimensi tempat, waktu, atau pun lingkungan sosial atau sejarah.

Bayangkan saja, bagaimana dengan membaca setidaknya saya punya sedikit bayangan tentang korban diskriminasi di suatu wilayah, korbanbully yang fenomenal, atau kondisi kemiskinan atau kesulitan hidup yang sangat ekstrim.

Dengan begitu, tentu saya jadi bisa berpikir lebih jernih, lebih mendalam, dan tidak asal mengeritik pada suatu hal dalam kehidupan orang lain baik di sekitar saya, di lain tempat yang jauh. Dengan kata lain, saya bisa merasakan simpati, atau sekadar empati atas keadaan yang menimpa orang lain, atau situasi tertentu di belahan bumi lainnya.

2. Membaca Itu Meningkatkan Pengetahuan & Memperluas Wawasan

Setiap membaca, otak kita mendapat asupan informasi baru, dan sewaktu-waktu itu bisa kita gunakan pada saat yang tepat. Jadi membaca menjadi semacam kegiatan menabung informasi, yang menambah pengetahuan di memori kita. Lagian, apa yang sudah kita baca dan terserap di otak, idealnya tak akan lenyap begitu saja. Ibaratnya, kita bisa kehilangan pekerjaan, uang, harta benda, bahkan tubuh kita bisa tergerus oleh penyakit. Namun, pengetahuan yang sudah menyatu dengan kita akan setia bersama memori kita.

Saya teringat kisah sahabat seprofesi saya, yang karena penyakit kanker yang diidapnya 3 tahun lamanya, akhirnya menghabiskan harta benda dan rumah yang dijualnya buat biaya pengobatan. Namun, dengan pengetahuan profesinya, ia berjuang keras tetap bekerja, dari tempat tidurnya. Kebetulan ia adalah seorang penulis dan penerjemah. Maka kedua hal itulah yang tetap dilakukannya di tengah kenyerian hebat yang menderanya, sampai dia menyerah total pada panggilan Sang Khalik. [Bersambung ke Bagian 3]

*) Tulisan ini sebagai arsip artikel Penulis, yang sebelumnya diunggah di blog Kompasiana dan menjadi artikel Headline (HL), yang bisa dilihat di SINI 

Leave a comment